Friday, May 2, 2014

Pelajaran 5: Kristus dan Hari Sabat


BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kejadian 2:1 -3; Ibrani 1 :1-3; Kisah 13:14; Markus 2:23-28;

AYAT HAFALAN: ”Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat”” (Markus 2:27, 28).

Mayoritas denominasi-denominasi Kristen memelihara hari Minggu sebagai hari “beristirahat” dan beribadah (sekalipun dapat dikatakan bahwa mayoritas pemelihara hari Minggu tidak benar-benar beristirahat pada hari Minggu). “Pemeliharaan” hari Minggu sangat lazim di antara orang Kristen modern di mana banyak yang percaya bahwa hari itu adalah “Hari Sabat Kristen.”


Namun tidaklah selalu demikian kasusnya Sebaliknya, sebagai kelanjutan iman Israel, Kekristenan tidak membuang semua lambang-lambang agama induknya, termasuk Sabat hari ketujuh. Untuk satu waktu lamanya, kitab satu-satunya yang digunakan oleh orang-orang Kristen untuk menuntun mereka adalah Perjanjian Lama. Tidak heran, oleh karena itu, bahwa masalah hari ibadah alternatif tidaklah diperkenalkan sampai lebih dari satu abad setelah kenaikan Kristus ke surga. Lebih jauh lagi, nanti pada abad keempat, dengan adanya dekret Kaisar Konstantin, barulah pemeliharaan hari Minggu menjadi aturan gereja induk. Disayangkan, sekalipun setelah reformasi Protestan, hampir semua Kekristenan setia pada pemeliharaan hari Minggu, mengabaikan ajaran Alkitab bahwa hari ketujuh masih tetap hari Sabat yang benar. Pelajaran pekan ini akan mengulas tentang Kristus dan hari Sabat.

*Pelajarilah pelajaran pekan ini untuk persiapan bagi Sabat, 3 Mei




Minggu, 27 April
Sabat Orang Yahudi? (Keluaran 20:8-11)

Sekalipun banyak yang beranggapan bahwa hari ketujuh adalah “Sabat orang Yahudi,” Alkitab menyatakan bahwa hari Sabat telah lebih dulu ada daripada orang Yahudi berabad-abad sebelumnya. Sabat berakar kembali ke pada masa Penciptaan itu sendiri.

Kejadian 2:1-3 menyatakan bahwa setelah Allah menyelesaikan pekerjaan penciptaan-Nya dalam enam hari, Dia beristirahat pada hari ketujuh dan kemudian “memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya.” Hal ini dengan jelas memperlihatkan tempat yang tinggi bagi hari Sabat pada penciptaan Allah. Sebagai tambahan bagi berkat itu, hari Sabat juga “dibuat kudus.” Dengan kata lain, Allah melekatkan kekudusan-Nya pada monumen waktu tersebut.

Bandingkan dua perintah Sabat dalam Keluaran 20:8-11 dan Ulangan 5:12-15. Dengan cara bagaimanakah ayat-ayat ini berhubungan dengan teori bahwa hari Sabat hanya untuk orang Yahudi saja?

Keluaran 20:8-11
8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: 
9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 
10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. 

Ulangan 5:12-15
12 Tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. 
13 Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 
14 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga.
15 Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat. 

Perbedaan paling khusus antara dua perintah tadi adalah alasan utama bagi pemeliharaan Sabat. Kitab Keluaran membuat rujukan langsung pada Kejadian 2:3 ketika mengangkat fakta bahwa, Allah “memberkati“ dan “menguduskan” hari Sabat. Di pihak lain, Ulangan 5:15 menunjukkan bahwa kelepasan orang Israel dari perbudakan di Mesir sebagai alasan bagi pemeliharaan Sabat. Berdasarkan ayat dari kitab Ulangan, banyak orang yang percaya bahwa hari Sabat hanyalah untuk orang Yahudi. Walaupun demikian, argumentasi ini benar-benar mengabaikan bukti bahwa kitab Keluaran merujuk pada Penciptaan ketika Allah mendirikan monumen Sabat bagi semua umat manusia.



Selanjutnya, rujukan tentang kelepasan orang Israel dari Mesir dalam Ulangan 5:15 adalah lambang keselamatan yang kita terima dalam Kristus. Sehingga, Sabat bukan hanya lambang Penciptaan, tetapi juga lambang Penebusan. dua tema dalam Alkitab yang berkaitan satu dengan yang lain (lbrani 1:1-3, Kolose 1:13-20, Yohanes 1:1-I4). Hanya oleh fakta bahwa Yesus adalah Pencipta kita maka Dia juga adalah Penebus kita. dan Sabat hari ketujuh adalah lambang kedua pekerjaan-Nya itu.

Setiap orang dapat menyatakan bahwa ia beristirahat dalam Kristus. Dalam pengalaman pribadi Anda, bagaimanakah pemeliharaan Sabat hari ketujuh menolong Anda untuk menemukan istirahat tersebut?


Senin, 28 April
Waktu untuk Beristirahat dan Beribadah (Lukas 4:16)

Menurut Kolose 1:16 dan lbrani 1:2, Kristus sebelum berinkarnasi berperan langsung dalam proses penciptaan. Ayat-ayat ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang diciptakan melalui Dia. Selanjutnya Paulus menyatakan bahwa Kristus ambil bagian dalam menciptakan hal-hal yang “tidak kelihatan” (Kolose 1:16,17), yang sudah tentu termasuk hari Sabat. Sekalipun Kristus adalah pusat dalam proses penciptaan, namun ketika Dia berubah ke dalam wujud daging manusia, Dia sendiri tunduk kepada perintah-perintah Bapa-Nya (Yohanes 15:10). Seperti yang diperlihatkan pada pelajaran-pelajaran awal, Yesus bertentangan dengan beberapa tradisi tertentu dan menggunakan setiap kesempatan untuk memperbaiki kebiasaan agama yang tidak didasarkan atas kehendak Allah. Jika Yesus berencana untuk meniadakan perintah hari Sabat, maka ada banyak kesempatan untuk melakukan hal itu.

Kebanyakan ayat tentang Sabat dalam Perjanjian Lama berbicara bahwa Sabat sebagai satu hari istirahat. Pengertian kata “istirahat” dalam banyak bahasa modern dapat menuntun orang untuk percaya bahwa hari Sabat harus digunakan untuk tidur dan bersantai. Sementara kita dapat menikmati kegiatan-kegiatan ini pada hari Sabat, arti yang sesungguhnya dari hari Sabat adalah “penghentian,” “berhenti,” atau “jeda.” Sabat adalah satu waktu dimana kita dapat berjeda dari pekerjaan yang telah dilakukan selama enam hari dan menggunakan waktu khusus dengan Pencipta.

Pada zaman Kristus, orang-orang Yahudi mengadakan pelayanan ibadah setiap hari Sabat (lihat Lukas 4:16). Mereka yang tinggal di Yerusalem akan menghadiri acara pelayanan ibadah khusus di Bait Suci, yang liturginya berbeda dengan liturgi pelayanan pada hari-hari lain dalam sepekan. Orang-orang Yahudi yang tinggal di bagian dunia yang lain mendirikan sinagog sebagai tempat pertemuan sosial dan ibadah. Pada hari-hari Sabat, ketika telah berkumpul minimal sepuluh orang laki-laki (satu minyan), maka ibadah dapat diadakan.

Apakah yang diinformasikan oleh ayat-ayat berikut tentang pemeliharaan Sabat di antara orang-orang Kristen mula-mula? Apakah yang hal ini katakan kepada kita tentang mereka yang beranggapan bahwa hari Sabat telah diganti ke hari Minggu sebagai penghormatan kepada kebangkitan? Kisah 13:14,42,44; 16:13; 17:2; 18:4;

lbrani 4:9.
Kisah Para Rasul 13:14  Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.

Kisah Para Rasul 13:42-43
42 Ketika Paulus dan Barnabas keluar, mereka diminta untuk berbicara tentang pokok itu pula pada hari Sabat berikutnya.
43 Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. 

Kisah Para Rasul 16:13  Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ. 

Kisah Para Rasul 17:2  Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci.

Kisah Para Rasul 18:4  Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.

Ibrani 4:9  Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. 

Oleh karena akar Yahudinya, adalah alami bagi orang Kristen mula-mula untuk beribadah pada hari yang dianjurkan oleh Perjanjian Lama. Hampir dua puluh tahun setelah kenaikan Yesus, adalah masih tetap “kebiasaan” Paulus untuk hadir di sinagog pada hari Sabat (Kisah 17:2). Jadi, tidak ada bukti Alkitabiah yang memperlihatkan bahwa orang-orang Kristen memelihara hari Minggu sebagai ganti hari Sabat.


Selasa, 29 April
Satu Waktu utuk Kenikmatan (Markus 2:27,28)

Banyak yang mengaku memelihara hari Sabat tidak selalu mengerti apa yang mengikuti hari Sabat itu. Sama seperti orang-orang Farisi di zaman Yesus, orang-orang pada zaman ini juga telah memenjarakan hari Sabat di balik tembok kekakuan hukum dan aturan (sementara yang lain telah hampir menjadikan hari ini suatu hari yang tidak ada beda dengan hari yang lain). Hari Sabat diharapkan menjadi satu hari sukacita, bukan hari beban, tetapi itu tetap menjadi hari yang dikuduskan.

Selama Yesus berada di atas bumi ini, beberapa pemimpin agama telah mengelilingi hari Sabat dengan tiga puluh sembilan perintah lainnya. Mereka beralasan bahwa jika mereka dapat memelihara ketiga puluh sembilan hukum tadi, maka hari Sabat pasti akan dipelihara secara sempurna. Sebagai hasil pembuatan hukum yang dengan sengaja telah dibuat dengan baik, hari Sabat yang direncanakan menjadi hari sukacita sudah tentu teiah menjadi hari kuk bagi banyak orang.

Bacalah dengan teliti Markus 2:23-28. Mengapakah para murid memetik gandum? Apakah ayat tersebut memberi indikasi bahwa Yesus juga berpartisipasi dengan murid-murid-Nya memetik gandum? Jika ada, hukum Alkitabiah manakah yang dilanggar?

Markus 2:23-28
23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
25 Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, 
26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu — yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam — dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?"
27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."


Sementara Yesus dan para murid-Nya yang lapar berjalan di ladang pada hari Sabat, para murid memutuskan untuk memuaskan rasa lapar mereka dengan memetik gandum. Sekalipun ladang itu bukan milik mereka, tindakan mereka diizinkan oleh hukum Musa (lihat Ulangan 23:25), tetapi orang Farisi menafsirkan bahwa hal itu adalah pelanggaran hukum aturan lain dari hukum Musa, yaitu yang melarang orang untuk membajak dan memanen pada hari Sabat (lihat Keluaran 34:21). Kelihatannya, Yesus tidak memakan gandum itu; walaupun demikian, Dia mengambil Waktu untuk membela tindakan para murid-Nya. Yesus memperingatkan orang-orang Farisi bahwa bahkan Daud dan anak buahnya memakan roti Bait Suci yang “tidak boleh mereka makan”ketika mereka sedang lapar.

Dalam Markus 2:27,28 Yesus berkata bahwa hari Sabat dijadikan demi kebaikan umat manusia, bukan kebalikannya. Dengan kata lain, hari Sabat tidak dijadikan agar disembah, tetapi untuk menyediakan kesempatan bagi penyembahan. Sebagai pemberian Allah bagi semua umat manusia, hari Sabat tidak dimaksudkan untuk menekan melainkan untuk menyediakan kelepasan dan pembebasan. Hari Sabat sesungguhnya satu jalan untuk mengalami istirahat dan kemerdekaan kita di dalam Kristus.

Apakah hal-hal yang dapat Anda lakukan pada hari Sabat yang tidak mudah Anda lakukan pada hari lainnya dalam sepekan? Berpikirlah melalui pertanyaan ini, dan bawalah jawabanmu ke kelas pada hari Sabat!


Rabu, 30 April
Satu Waktu untuk Penyembuhan (Lukas 13:16)

Ketika Allah menciptakan dunia, Dia kumandangkan bahwa segala sesuatu “sungguh amat baik” (Kejadian 1:31), tidak diragukan kesempurnaannya dalam segala hal. Tetapi, dengan datangnya dosa, ciptaan telah rusak dengan kejahatan, dampaknya terlihat di mana-mana. Umat manusia, sekalipun diciptakan menurut peta Allah, menjadi sasaran penyakit, keburukan, dan kematian. Kita sering mengatakan bahwa kematian adalah bagian kehidupan; kematian sebetulnya, adalah peniadaan kehidupan dan bukan bagian kehidupan. Kematian tidak pernah dimaksudkan menjadi sesuatu yang kita alami.

Dengan melihat rencana mula-mula Allah bagi umat manusia, tidaklah mengherankan bahwa beberapa mukjizat penyembuhan Yesus yang paling dramatis terjadi pada hari Sabat.

Tinjau kembali cerita-cerita penyembuhan pada hari Sabat dalam Markus 3:1-6; Lukas 13:10-17; Yohanes 5:1-9; 9:1-14. Pelajaran apakah yang diajarkan mukjizat-mukjizat tersebut tentang tujuan hari Sabat yang sesungguhnya?

Markus 3:1-6
1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. 
2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"
4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. 
5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. 
6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Lukas 13:10-17
10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. 
11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."  
15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.

Yohanes 5:1-9
1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. 
2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.
5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 
6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. 

Yohanes 9:1-14
1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 
2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?"
9 Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."
10 Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?" 
11 Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat." 
12 Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu." 
13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. 
14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. 


Setiap mukjizat penyembuhan pada hari Sabat adalah mukjizat yang menakjubkan dan menunjukkan arti hari Sabat yang sesungguhnya. Sebelum Yesus menyembuhkan seorang yang tangannya mati sebelah (Markus 3:1-6), Dia menanyakan pertanyaan retorik, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” (Markus 3:4). Jika seorang memiliki kesempatan untuk melepaskan penderitaan pada hari pembebasan itu, mengapa dia tidak boleh melakukannya? Buktinya, mukjizat yang dialami seorang perempuan yang bungkuk punggungnya dengan jelas memperlihatkan bahwa hari Sabat memiliki tujuan pembebasan (Lukas 13:10-17). Ketika dikecam karena penyembuhan itu, Yesus bertanya, “Bukankah perempuan ini, yang adalah keturunan Abraham, dimana sudah delapan belas tahun diikat oleh lblis, harus dilepaskan dari ikatannya pada hari Sabat?” (Lukas 13:16-NIV).

Tema pembebasan juga hadir dalam catatan penyembuhan seorang yang ada di kolam Betesda yang telah sakit selama tiga puluh delapan tahun (Yohanes 5:1-9), dan penyembuhan seorang yang dilahirkan buta (Yohanes 9:1-14). Sebagai tanggapan terhadap tuntutan orang Farisi yang mengatakan bahwa Yesus melanggar hari Sabat dengan mukjizat-mukjizat penyembuhan-Nya, Dia memperingatkan mereka, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yohanes 5:17). Jika Allah tidak mengizinkan penyembuhan-penyembuhan tersebut, maka hal itu tidak akan terjadi. Ketika hal itu untuk membebaskan kesengsaraan manusia, Allah tidak pernah beristirahat.

Apakah yang perlu kita pelajari dari kesalahan-kesalahan para pemimpin agama ini tentang betapa pendapat-pendapat yang telah terbentuk sebelumnya dapat benar-benar membutakan kita bahkan terhadap kebenaran-kebenaran yang paling nyata sekalipun?


Kamis, 1 Mei
Sebuah Ciptaan Baru

Hari Sabat tidak hanya mengingatkan kita terhadap kemampuan Allah dalam menciptakan, tetapi hari itu juga menunjuk kepada semua janji-Nya tentang pemulihan. Sudah tentu, melalui penyembuhan pada hari Sabat, janji pemulihan kekal dengan penuh kuasa diteguhkan. Dengan caranya yang unik, hari Sabat menyediakan suatu pandangan yang menjangkau ke belakang pada sejarah awal bumi dan membentang ke depan pada nasib akhir umat manusia. Sekali lagi, kita dapat mengatakan bahwa hari Sabat menunjuk pada Penciptaan dan Penebusan.

Allah telah menciptakan dunia ini sekali saja. Tetapi karena dosa, ciptaan-Nya telah dicemarkan, tetapi pencemaran ini tidak akan ada selamanya. Bagian kunci dari rencana keselamatan adalah pemulihan –bukan hanya bagi dunia ini, tetapi lebih penting lagi, manusia, makhluk yang diciptakan menurut gambar-Nya dan yang akan dipullhkan kepada gambar tersebut lalu akan hidup di dunia baru. Allah yang sama yang telah menciptakan bumi yang pertama, yang pekerjaan-Nya kita peringati pada hari yang ketujuh, Dia yang akan kembali menciptakan bumi. (Pikirkan betapa pentingnya untuk mengingat penciptaan kita sehingga kita harus diperintahkan memperingatinya sekali dalam seminggu dengan cara yang khusus).

Bacalah ayat-ayat berikut ini. Pekabaran apakah yang setiap ayat miliki dan dapat dikaitkan dengan arti hari Sabat?

Yesaya 65:17
Yesaya 65:17  "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi,dan tidak akan timbul lagi dalam hati. 

Yesaya 66:22
Yesaya 66:22  Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. 

2 Petrus 3:9-13
9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. 
10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.  
11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup 
12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.
13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

Wahyu 21:1
Wahyu 21:1  Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

2 Korintus 5:17
2 Korintus 5:17  Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Galatia 6:15
Galatia 6:15  Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. 

Wahyu 21:5
Wahyu 21:5  Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

“Hari Sabat menyatakan bahwa la yang menjadikan segala sesuatu yang di surge dan yang di bumi, dan oleh siapa segala sesuatu bertemu, kepala atas jemaat, dan oleh kuasanya kita diperdamaikan déngan Allah. Jadi Sabat itu adalah tanda kuasa Kristus untuk menyucikan kita. Dan itu diberikan kepada semua yang disucikan oleh Kristus. Sebagai tanda kuasa-Nya yang menyucikan Sabat diberikan kepada semua orang yang melalui Yesus menjadi bagian dari Israel milik Tuhan.” — Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 307.

Hal-hal praktis apakah yang dapat Anda lakukan untuk mengizinkan kuasa Allah menyucikan Anda? Yaitu, pilihan-pilihan apakah yang Anda buat setiap hari yang membantu atau menghalangi proses kreatif ini dalam diri Anda?


Jumat, 2 Mei
Pendalaman

“Dari sejak awal pertentangan besar di surga, sudah menjadi tujuan Setan untuk membuangkan hukum Allah. Untuk mencapai tujuan inilah la mengadakan pemberontakan melawan Pencipta. Dan walaupun la sudah dibuang dari surga, la meneruskan perjuangannya di dunia ini. Menipu manusia, dengan demikian menuntun mereka melanggar hukum Allah, adalah tujuan yang tetap diusahakannya. Apakah ini dicapai dengan mengesampingkan seluruh hukum itu sekaligus atau dengan menolak salah satu ajarannya, hasilnya sama saja. la yang "mengabaikan satu bagian" melanggar seluruh hukum itu; pengaruh dan teladannya ada pada pelanggaran, ia "bersalah terhadap seluruhnya"” – Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 612.

Pertanyaan-Pertanyaan Diskusi:

1. Lihatlah pada pernyataan Ellen G. White dalam pelajaran hari Jumat, penjelasan lebih lengkap referensi ini digunakan dalam pendahuluan pelajaran triwulan ini. Bagaimanakah hari Sabat dan apakah yang telah terjadi pada hari Sabat dalam dunia Kekristenan membantu kita mengerti serangan Setan terhadap hukum Allah?

2. Dalam ayat-ayat berikut (Markus 3:2, Lukas 13:14, Yohanes 5:18; 9:16) Yesus dituduh melanggar hari Sabat. Baca kembali Keluaran 20:8-11 dan ujilah kepantasan tuduhan itu. Apakah yang akan Anda katakan kepada mereka yang menyatakan bahwa ayat-ayat tadi adalah bukti bahwa Yesus telah meniadakan hari Sabat?

3. Dalam kelasmu, kembalilah kepada jawabanmu atas pertanyaan terakhir pada pelajaran hari Selasa. Yaitu, apakah hal-hal yang dibebaskan hari Sabat untuk Anda lakukan, yaitu hal-hal yang tidak mudah Anda lakukan pada hari-hari lainnya dalam sepekan oleh sebab tuntutan-tuntutan pekerjaan dunia?

4. Tinjau kembali pengalaman pribadimu terkait hari Sabat. Apakah bagi Anda hari Sabat adalah hari pembebasan, istirahat, dan kemerdekaan; ataukah suatu hari ancaman, beban, dan tekanan? Bagaimanakah Anda belajar untuk menikmati hari Sabat, seperti yang dikatakan untuk kita lakukan dalam ayat ini: “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan," dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia;" apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong” (Yesaya 58:13)?

Penuntun Guru

Ringkasan pelajaran

Ayat Inti: Markus 2:27

Anggota Kelas akan:

Mengetahui:  Mengakui bahwa hari Sabat masih merupakan lambang Penciptaan dan juga lambang Penebusan kita.
Merasakan:    Mengalami Sabat sebagai waktu kelepasan dan pembebasan.
Melakukan:    Mendapatkan kesenangan dalam memelihara Sabat.

Garis Besar Pelajaran:

I. Mengetahui: Sebuah Tanda Abadi

A. Mengapakah musuh-musuh Yesus menuduh Dia melanggar hari Sabat?

B. Bagaimanakah Yesus membela perilaku murid-murid-Nya pada hari Sabat dalam Markus 2:23-28?

C. Dari manakah hari Sabat berasal dan apa yang dikatakan oleh hal ini kepada kita tentang siapa yang dimaksudkan oleh Sabat itu?

II. Merasakan: Satu Perayaan Kebebasan

A. Bagaimanakah kita bisa melihat Sabat sebagai hari yang menye-nangkan?

B. Mengapakah Yesus mengambil kesempatan untuk meringankan penderitaan pada hari Sabat?

C. Bagaimanakah menurut Anda mengenai tidur pada pagi hari Sabat sehingga melewatkan atau tidak ke gereja?

III. Melakukan: Mahkota Peristiwa Sepekan

A. Yesus berkata, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" (Markus 3:4). Apakah ini berarti bahwa kita harus menghabiskan hari-hari Sabat kita untuk melakukan pekerjaan darurat? Di manakah tempat untuk ibadah atau relaksasi? Bagaimanakah kita menciptakan keseimbangan yang tepat?

B. Apakah yang dapat Anda lakukan untuk membuat hari Sabat menjadi suatu kenikmatan bagi orang di sekitar Anda?

C. Bagaimanakah Anda bisa memelihara hari Sabat tanpa harus membuat daftar hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan pada hari Sabat?

Rangkuman: Yesus sebagai Sang Pencipta Sabat sepanjang pekan Penciptaan datang bukan untuk meniadakan pemeliharaan Sabat melainkan memulihkannya sebagai lambang Penciptaan dan juga Penebusan.

SIKLUS BELAJAR

LANGKAH 1—Motivasi

Fokus Alkitab: Markus 2:27

Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Hari Sabat adalah cara untuk mengalami istirahat yang sesungguhnya dan kebebasan di dalam Kristus.

Untuk Guru: Alasan seringkali dibuat bahwa, meskipun tidak ada bukti Alki-tabiah yang kuat untuk pemeiiharaan hari Minggu. Namun peribadatan Kristen pada hari Minggu adalah untuk memperingati pengorbanan besar Yesus bagi kita. Kisah berikut ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mendiskusikan pendapat ini.

Marcelle tidak tahu bahwa ia akan membuat penemuan mengejutkan saat ia ma-suk ke kamar ibunya. Ibu sudah mengeluarkan sebuah kotak kardus besar dan sedang memilah-milah kertas-kertas di dalam kotak. "Apakah yang Ibu cari?" Tanya Marcelle. "Salinan akta kelahiranmu." javvab Ibu. Untuk beberapa saat Marcelle dan ibunya mencari di dalam kotak itu secara bersama-sama. "Ah, ini dia, tetapi Ibu, ada yang salah! Akta kelahiran ini katakan aku lahir pada tanggal 7 Oktober. Ibu tahu ulang tahunku adalah 16 Maret." "Sayang, jangan beri perhatian kepada gepotong kertas tua yang kecil! Tanggal itu hanya untuk orang-orang yang di rumah sakit. Ayahmu dan aku mengubah ulang tahunmu ke tanggal 16 Maret untuk menghormati Pamanmu Max. Pada hari itulah dia berhenti merokok. Nah, itu adalah sesualu yang layak untuk dirayakan, bukan begitu?" Untuk beberapa saat Marcelle tetap terdiam. dan kemudian dia berkata tanpa berpikir," Apakah 16 Maret bukan ulang tahunku yang sebenarnya?" Ibu mencoba untuk menghibur Marcelle dengan menjelaskan bahwa itu sekarang sudah menjadi sebuah tradisi keluarga dan bulan Oktober adalah benar-benar bukan vvaktu yang tepat untuk mengadakan perayaan karena kemudian mereka selalu memiliki pekerjaan pekarangan yang banyak . "Selajh itu, apakah hari benar-benar penting?" Tanya Ibu. (Kisah ini didasarkan pada Selebaran Birthday Switcheroo oleh Randy Fishell).

Diskusi: Apakah Anda merasa dicintai dan dihormati jikaAnda adalah Marcelle? Apakah orangtuanya memiliki dasar hukum untuk membuat perubahan tanggal? Bagaimanakah cerita ini berhubungan dengan pemeiiharaan Sabat versus Minggu?

Pembuka Diskusi: Mintalah anggota kelas untuk berbagi aktivitas favorit Sabat mereka. Menyoroti pentingnya kegiatan yang merribangun hubungan dengan Tuhan dan sesama, serta membantu kita menemukan istirahat.

LANGKAH 2—Menyelidiki

KOMENTAR ALKITAB

I. Yesus dan Hari Sabat

(Tinjau kembali kunjungan Yesus ke sinagog di Nazaret dalam Lukas 4 dengan anggota kelas).

Pada hari Sabat biasanya kita menemukan Yesus di sinagog atau Bait Suci. Lukas sangat eksplisit ketika dia menceritakan kembali cerita tentang kehidupan dan pelayanan Yesus dalam kaitannya dengan hari Sabat: "Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab." (Lukas 4:16). Ketika Dia diundang untuk membaca gulungan yang-ditetapkan sebagai bacaan tertentu pada hari Sabat, Yesus membaca tentang pekerjaan Mesias seperti yang digambarkan dalam Yesaya 61:1,2. Roh Kudus memimpin Yang Diurapi itu untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin, Dia memberitakan kebebasan bagi para tahanan, Dia memulih-kan penglihatan orang buta dan melepaskan yang tertindas. Betapa suatu pekabaran yang eksplosif. Ketika Yesus meletakkan gulungan itu, Lukas mengatakan kepada kita bahwa Dia menambahkan satu kalimat: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (Lukas 4:2/).hal ini menyebabkan marahnya massa dan ber-usaha untuk menghukum mati Anak yang paling terkenal dari Nazaret.

Pertimbangkanlah Hal Ini: Bagaimanakah perasaan Anda jika seseorang berdiri di kelas Sekolah Sabat dan mengaku dirinya sebagai nabi? Bagaimanakah reaksi Anda, khususnya jika Anda mengenal anggota itu? Bagaimanakah seharusnya reaksi kita pada saat-saat ketika pandangan dunia dan pengalaman kita sedang tergoncang secara mendalam?

II. Hari Sabat dan Konflik

(Tinjau kembali mukjizat hari Sabat dari Yohanes 5 dengan anggota kelas).

Sepertinya banyak konflik dengan pimpinan dan ahli agama dimulai pada hari Sabat. Sementara bukanlah secara khusus mencari konfrontasi teologis. Yesus sering menggunakan khotbah-khotbah Sabat-Nya atau penyembuhan untuk menyoroti konsep-konsep teologis penting yang berbenturan dengan teologi tentang hari tradisi Yahudi.

Salah satu bagian yang paling penting yang berhubungan dengan Sabat dan konflik dalam pelayanan Yesus dapat ditemukan dalam Yohanes 5. Pada awalnya, pembaca tidak menyadari ketika Yesus mengunjungi kolam Betesda, di mana se-jumlah besar orang sakit menunggu untuk kesembuhan. Yesus menemukan seorang yang "cacat" yang telah sakit selama 38 tahun sepanjang hidupnya. Yesus melihat dan mengetahui serta meminta pria itu (ayat 6). "Maukah engkau sembuh?" Jawab-an orang yang menderita sakit itu memberi kesan bahwa ia tidak dapat bergoncang sendiri, mungkin ia menderita beberapa jenis kelumpuhan. Dia tidak berhasil masuk ke kolam renang setelah airnya bergerak. Perhatikan bagaimana Yesus menyembuh-kan dalam sekejap: Firman Hidup berbicara kepada orang itu untuk sembuh. Tiga perintah ("bangun. angkatlah tilammu, dan berjalanlah", membuat perbedaan antara mendekam di dalam penderitaan dan kesembuhan. Saat itu juga orang itu disembuh-kan, ia mengangkat tilam, mengingat masa lalunya, dan mulai berjalan.

Pada poin ini, pembaca telah ditarik ke dalam narasi. Kita-bisa melihat dan mencium bau serta mendengar orang sakit yang tak terhitung jumlahnya. Kita men-dengarkan pada percakapan tentang yang Yesus lakukan kepada orang yang tidak bernama itu. ingin tahu tentang pertanyaan pertama dan mengagumi kuasa firman-Nya. Kita bersukaria dengan pria itu saat ia bangkit dan berjalan, dan kemudian kita, seperti yang dicatat oleh sarjana Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Sigve K. Tonstad, "benar-benar dipengaruhi oleh dampak kalimat berikutnya, dinyatakan sebagai suatu hal negatif yang tak terduga: Tetapi hari itu hari Sabat'(5:9)."—The Lost Meaning of the Seventh Day (Berrien Springs, MI: Andrews University Press, 2009), him. 183.

Bagian berikut ini menjelaskan dialog antara "orang-orang Yahudi" (biasanya para pemimpin Yahudi dalam Injil Yohanes) dan orang yang disembuhkan (Yoha-nes 5:10-13). Kedengarannya lebih mirip interogasi di kantor polisi pengap yang berubin putih. Urutan logisnya seperti ini: "Karena hari itu adalah hari Sabat. Anda tidak diperkenankan untuk mengangkat tilam, karena hukum melarang Anda-untuk melakukannya. Jadi, atas nama kuasa siapa Anda mengangkat tilam Anda?

"Di sini, tidak ada sukacita yang diberikan kepada seorang anak Allah yang baru dipulihkan. Tidak ada ooh dan aah tentang otot dan gaya atletis dari seorang yang tubuhnya telah ditandai dengan terhentinya pertumbuhan (atrofi) dan ketidakmam-puan untuk bergerak bebas. Dalam Yohanes 9:14, digambarkan tentang satu lagi mukjizat pada hari Sabat yang dilakukan Yesus, yang melibatkan seorang pria buta, Yohanes tidak memasukkan narasi ini untuk mendokumeritasikan penyembuhan yang lebih banyak lagi. Narasi ini dan narasi yang sebelumnya dalam Yohanes 5 telah dipilih karena itu berfokus pada pemeliharaan hari Sabat dan hubungan Yesus dengan hukum. Yohanes menyediakan petunjuk ini dalam referensinya kepada peristiwa membawa tilam dan proses mengoleskan lumpur kepada mata orang buta di dalam Yohanes 9:6. Dengan kata lain, Yesus sengaja memilih hari Sabat untuk menegaskan fakta bahwa Dia adalah Satu dengan Allah Bapa (bandingkan dengan Yohanes 5:18). Firman-Nya kreatif, dan Yohanes menekankan Firman yang Mencip-takan dalam prolognya (Yohanes 1:1-18). Oleh karena pemikiran mengenai hari Sabat didasarkan pada Penciptaan (Kel. 20:8-11), maka penyembuhan pada hari Sabat menciptakan hubungan yang penting antara hukum dan sang Pemberi hukum.

Pertimbangkanlah Hal Ini: Perbedaan mendasar apakah yang dapat Anda li-hat sehubungan dengan tujuan pemeliharaan hari Sabat di antara kegiatan Yesus dan orang-orang Farisi pada hari Sabat?

III. Pernyataan Tanda Tangan Allah

(Tinjau kembali Keluaran 20:8-11 dan Ulangan 5:12-1.5 dengan anggota kelas).

Sebagaimana dicatat oleh Tonstad. penyembuhan pada hari Sabat juga berbi-cara tentang karakter Allah (dan lebih luas juga, Yesus): "Penekanan Yesus pada penyembuhan di hari Sabat lebih baik dipahami saat kita melihat bahwa hari Sabat bukanlah milik berharga orang-orang Yahudi, tetapi sebagai pernyataan tanda tangan Allah. Sebagai akibatnya, Yesus menyampaikan pada komitmen awal yang termaktub di dalam hari ketujuh pada saat Penciptaan"—The Meaning Lost of the Sabbath, him. 197. Yesus tidak hanya menciptakan kembali, la juga mengambil bagian dalam persekutuan bersama orang-orang yang tertindas dan yang terpinggir-kan, sebagaimana Allah sedang, berbagi Sabat pertama dengan Adam dan Hawa. Yesus mengomunikasikan bahwa Allah peduli kepada orang-orang dan hari Sabat adalah peringatan akan Penciptaan dan Penebusan (Ul. 5:12-15). Berbagai perten-tangan dengan kepemimpinan Yahudi telah membantu untuk menjelaskan identitas diri-Nya. misi-Nya, dan teologi-Nya. Sang Pemberi Hukum tak diragukan lagi me-nerangkan hukum-Nya lebih jelas melalui tindakan-Nya.

Pertimbangkanlah Hal Ini: Kita sering memiliki gambaran tentang Yesus sebagai Penebus yang lembut dan ramah—tidak diragukan lagi, hal ini sesuatu yang bisa kita lihat, dalam banyak pelayanan penting-Nya. Lalu mengapa la ingin memancing para pemimpin Yahudi melalui sejumlah penyembuhan hari Sabat-Nya yang melibatkan kegiatan fisik?

LANGKAH 3—Menerapkan

Pertanyaan-pertanyaan untuk Dipikirkan:

1. Dalam zaman komunikasi massa sekarang ini, mengapa kita harus repot-repot memiliki gereja dan datang ke gereja? Bukankah akan lebih mudah tinggal di rumah dan menyaksikan khotbah dan musik yang bermutu di Hope Channel atau 3ABN1

2. Hari Sabat tidak dimaksudkan untuk membatasi dan menindas, tetapi untuk memberikan istirahat. pelepasan, dan sukacita. Bagaimanakah pemeliharaan hari Sabat menjadi satu cara yang dapat mengekspresikan kebebasan dan sukacita di dalam Kristus?

3. Apakah maksud Yesus dengan mengatakan, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga" (Yohanes 5:17), ketika dituduh oleh orang-orang Farisi sebagai melanggar hari Sabat?

4. Pikirkan sejenak nama kita: Masehi Advent Hari Ketujuh. Bagaimanakah Sabat hari ketujuh menunjuk kepada kedatangan Yesus yang kedua kali? (Petunjuk: Pikirkan hubungan antara Penciptaan dan penciptaan kembali).

Pertanyaan Aplikasi:

1. Mengapakah Anda datang ke gereja pada hari Sabat? Bagian ibadah manakah yang menjadi favorit Anda? Bagaimanakah Anda bisa membuat bagian-bagian yang lainnya menjadi lebih bermakna?

2. Langkah-langkah praktis apakah yang dapat kita ambil sebagai seorang indi-vidu atau sebagai satu keluarga gereja untuk membuat hari Sabat itu menjadi sesuatu yang menyenangkan dan masih tetap satu hari yang harus dijaga kesuciannya?

3. Kegiatan apa sajakah yang dapat diterima sebagai suatu kegiatan hari Sabat dalam budaya Anda? Apakah ini didasarkan kepada prinsip-prinsip Alkitabiah atau tradisi?

4. Dalam cara apakah kita meningkatkan pengalaman kita dalam pemeliharaan Sabat? Bagaimanakah kita bisa menahan diri untuk tidak begitu lelah pada se-panjang pekan sehingga kita tidak memiliki tenaga lagi pada hari Sabat untuk menikmatinya?

LANGKAH 4—MEMPRAKTIKKAN

Aktivitas: Sally adalah seorang anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang barn dibaptis dengan duaanak. Suaminya tidak tertarik pada agama. Dia menerima bahwa hari Sabat adalah hari Tuhan yang kudus dan ingin memeliharanya, tetapi dia tidak yakin bagaimana ia harus pergi untuk memeliharanya. Sebagai seorang anggota kelas, saran-saran praktis apakah yang akan Anda, berikan kepadanya?

info lanjut mengenai hari sabat-->>http://www.charleysakul.net/hidupbaru/neil12.html

No comments:

Post a Comment